Sejarah

Usaha sapi perah merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang banyak memberi manfaat dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat dan pencitaan lapangan kerja. Kondisi geografis, ekologi dan kesuburan lahan di beberapa wiayah di Indonesia memiliki karakteristik yang cocok untuk usaha sapi perah. Produksi susu saat ini baru dapat memenuhi 30% permintaan konsumsi susu nasional, sisanya 70% berasal dari impor. Kondisi ini tentu menimbulkan beberapa kerugian yang cukup besar seperti terkurasnya devisa negara, hilangnya lapangan pekerjaan, tidak termanfaatkan sumber daya alam dan hilangnya potensi yang seharunya pemerintah terima dari sektor pajak. Masalah lain adalah rendahnya konsumsi susu masyarakat yaitu hanya 11,5 liter/kapita/tahun (BPS, 2015) negara asia lainnya sudah mencapai 30 liter/kapita/tahun.susu penting dikonsumsi untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh terutama untuk bayi, anak-anak, wanita hamil dan menyusui. Susu mengandung gizi yang lengkap dan seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat vitamin dan mineral. Dampak dari konsumsi susu yang rendah yakni kualitas Sumber daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia rendah, sehingga kita akan kesulitan dalam menghadapi globalisasi atau yang lebih parah lagi mengalami kepunahan generasi muda. Kabupaten Kepahiang merupakan salah satu wilayah di Propinsi Bengkulu yang cocok untuk pengembangan sapi perah. Secara georafis kabupaten kepahiang merupakan daerah pegunungan yang memiliki suhu lingkungan dingin (15-240C) dan memiliki kekayaan alam berupa pakan ternak seperti rumput alam, limbah pertanian dan limbah indutri pertanian yang melimpah untuk pengembangan sapi perah. Pengembangan sapi perah di Kabupaten Kepahiang dimulai sejak tahun 2008 tepatnya di Kelompok Ternak Sumber Mulya di Desa Sukasari Kecamatan Kabawetan. Kelompok Ternak Sumber mulya berdiri sejak tahun 2008 dengan anggota sebanyak 20 orang kepala keluarga. Sapi perah merupakan komoditi unggulan yang dikembangkan pemerintah daerah di Desa Suka Sari tepatnya di kelompok ternak Sumber Mulya. Tujuan pengembangan usahasapi perah di Kabupaten Kepahiang adalah untuk mengasilkan susu segar guna memenuhi kebutuhan masyarakat, penciptakan lapangan kerja dan pemanfaatan sumber daya alam terutama hijauan dan limbah pertaninan (sayuran) yang melimpah. Pengembangan sapi perah juga merupakan salah satu usaha yang diharapkan berkembang baik dan menguntungkan sehingga dapat dijadikan percontohan pada anggota masyarakat lainnya. Namun demikian, hasil survei menunjukkan bahwa perkembangan populasi dan produksi sapi perah di Kabupaten Kepahiang jalan ditempat. Pada tahun 2015 populasi induk 2 sapi perah yang dipelihara sebanyak 36 ekor induk di Kecamatan Kaba Wetan Kab. Kepahiang. Dari 35 ekor induk sapi saat ini hanya 27 ekor induk saja yang berproduksi (laktasi), sisanya 9 ekor dalam keadaan tidak berproduksi karena kondisinya terlalu kurus, bahkan di awal tahun 2016 terjadi kematian induk sebanyak 3 ekor dimana 2 ekor disebabkan oleh kondisi ternak yang kurus, sehinga induk tidak mampu berdiri (roboh) setelah melahirkan dan 1 ekor kasus mastitis. Dilihat dari sisi produksi, produksi susu sapi perah yang dipelihara masih sangat rendah yaitu ±7,5 liter/ekor/hari. Produksi ini tentu sangat rendah jika dibanding dengan kriteria bibit sebar sapi perah berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu 16-18 liter/ekor/hari atau 4.000-5.000 liter/laktasi. Sementara itu, menurut ketua kelompok ternak Sumber Mulya (Bpk. Tarsan) rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk memelihara sapi perah laktasi sebesar Rp.40.000/ekor/hari. Biaya pemeliharaan sapi perah laktasi antara lain biaya pakan, pegawai kandang, kawin suntik (IB), Obat Vaksinasi Kesehatan (OVK) dan penanganan susu segar pasca pemerahan. Jika produksi susu sapi perah di hanya 7,5 liter/ ekor/ hari dan setiap liter susu sapi perah harganya Rp. 5.000-Rp.6000, dapat dibayangkan berapa minimnya pendapatan peternak sapi perah di Kab. Kepahiang Prop. Bengkulu. Masalah lain di hilir adalah belum mampunya anggota kelompok dalam mengolah susu segar menjadi produk yang lebih disukai konsumen dan harganya lebih tinggi. Selama ini penjualan susu sebatas susu segar dan susu pasteurisasi saja, kurang diminati konsumen dan muda rusak. Aspek pasar juga menjadi masalah besar di Propinsi Bengkulu, konsumen (masyarakat) sebagian besar memiliki pengetahuan dan kesadaran yang rendah tentang manfaat mengkonsumsi susu segar. Tingginya tingkat kematian dan rendahnya produksi susu sapi perah menyebabkan kerugian finansial yang sangat besar bagi peternak sapi perah dan Pemerintah Daerah. Kerugian lain yang cukup besar adalah timbulkan rasa ketakutan dan trauma yang besar bagi masyarakat (peternak) yang lain untuk mengembangkan sapi perah di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu. Berdasarkan uraian diatas, terdapat beberapa masalah yang terjadi pada usaha peternakan sapi perah Kabupaten Kepahiang yaitu 1) produksi susu yang rendah dan kematian ternak yang tinggi merupakan indikasi bahwa jumlah pakan yang diberikan ke ternak tidak mencukupi kebutuhan baik dari sisi kuantitas maupun kualitas kandungan nutrisinya, 2) peternak yang selama ini hanya menjual produk berupa susu segar tentu berkonsekuensi terhadap nilai harga jual yang rendah, tidak tahan lama dan kurang diminati oleh konsumen dan 3) tingkat pengetahuan masyarakat Bengkulu terhadap manfaat konsumsi 3 susu masih awam (rendah) apalagi sebagian besar masyarakat Bengkulu sebelumnya belum mengenal peternakan sapi perah. Berdasarkan permasalahan di atas, ada solusi yang ditawarkan dan telah disepakati antara tim pengusul dan kelompok ternak sapi perah Sumber Mulya yang dibuktikan melalui surat kesediaan kerja sama (lampiran 4), yaitu Pemberian pakan tambahan berupa suplemen plus sapi perah. Suplemen plus sapi perah adalah pakan suplemen yang terdiri dari campuran limbah industri pertanian seperti limbah industri gula (molases), dedak, ampas tahu, urea, TSP, garam dapur, lakta mineral, top mix plus Tepung Daun Katuk (TDK) dan Tepung Kunyit

Info lebih lanjut :
Klik disini :::::
https://drive.google.com/file/d/0B1Uv9u-k7biyT2h0WkNmNGxGeUk/view?usp=sharing