Metode Pelaksanaan

Kelompok yang menjadi sasaran pelaksaan program kerja adalah masyarakat di Desa Sumber Sari Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang. Sedangkan bentuk pelaksanaannya dilakukan melalui pengenalan, pelatihan, praktek langsung tentang pengolahan susu segar hingga ke pemasaran produk jadi dengan rincian sebagai berikut : Kegiatan pengabdian ini disampaikan melalui beberapa tahapan. Sebelum kegiatan dilakukan survei awal, selanjutnya dengan memberikan kuisioner 1 (pretest) kepada kelompok sasaran strategis. Hal ini untuk melihat tingkat pengetahuan terhadap gambaran teknologi yang akan diterapkan. Tahapan berikutnya meliputi sosialisasi kegiatan, pelatihan, praktek langsung (demplot) dan uji lapang 
1. Sosialisasi Kegiatan 
Pada tahapan ini diarahkan untuk memberikan persamaan pemahaman mengenai maksud dan tujuan kegiatan, prosedur untuk implementasi kegiatan serta jaminan keberlanjutan dari kegiatan ini. Agar kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan diterima oleh kelompok sasaran, maka langkah ini sangat diperlukan. Sosialisasi dilakukan dengan cara memberikan penjelasan kepada kelompok sasaran tentang pakan suplemen plus sai perah. Supaya dapat diterima dan dipahami dengan jelas maka pada tahap ini diberi kesempatan diskusi dan tanya jawab. Waktu yang diperlukan pada tahapan ini selama ± 1 bulan. 
2. Pelatihan
Pada tahapan berikutnya dilakukan pelatihan. Sama seperti halnya pelatihan kepada mahasiswa peserta KKN PPM, kelompok sasaran juga mendapat pelatihan. Kelompok mahasiswa yang telah terampil ketika mendapatkan pelatihan selanjutnya mentransfer ke kelompok sasaran yang didampingi oleh DPL. Materi pelatihan sama dengan pelatihan yang diberikan kepada mahasiswa. Karena lokasi kelompok sasaran menyebar maka waktu yang diperlukan untuk pelatihan sebanyak 30 hari, dengan rincian pelatian membuat pakan suplemen plus sapi perah (10 hari), pelatihan mengolah susu segar menjadi produk olahan (10 hari) dan pelatihan membuat web dan promosi ke sekolah (10 hari). 
3. Demplot dan Uji Lapang 
Setelah mendapat pelatihan dilakukan praktek langsung dalam bentuk demplot. Demplot dilakukan dengan cara mengukur pengaruh pemberian pakan suplemen plus 13 sapi perah terhadap peningkatan produksi dan kualitas susu, konsumsi dan Income Over feed Cost. Jumlah ternak yang gunakan untuk demplot 20 ekor sapi periode laktasi. Waktu yang dibutuhkan selama 1 bulan. Tujuan dari tahapan ini agar peternak menghitung secara ekonomis biaya yang dikeluarkan untuk pakan dan pendapatan yang diperoleh dari produksi susu. Parameter lain yang diukur selama demplot dan uji lapang adalah sebagai berikut : produksi susu harian (lt/ekor/hari), diukur dengan cara menimbanghasil susu pemerahan pagi dan sore (kg). Produksi susu standarisasi kadar lemak Fat Corrected Milk (FCM),Diukur dengan menggunakan rumus (Makin, 2011): Produksi susu 4 FCM= 0,4 x jml prod.susu (kg) selama penelitian + 15 (kadar lemak susu) , Produksi susu standar 305 hari. Dicari dengan cara mengalikan jumlah produksi susu selama penelitian dengan faktor koreksi pemerahan 90 hari yaitu, 2,53 (Makin, 2011). Konsumsi Bahan Kering Ransum dengan rumus: Konsumsi ransum (kg) = ransum yang diberikan (kg) – Sisa ransum (kg), Pengukuran kualitas susu (lemak, SNF, Berat Jenis (desity), laktosa dan solid (BK) air susu). Pengukuran kualitas susu dilakukan dengan alat laktometer Quevenne merk laktosan MCC50 serial 3409 yang telah tersedia di labortorium rumah pengelolahan susu milik Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Bengkulu. Demikian juga dengan demplot dan uji lapang pada pengolahan susu segar menjadi produk, kelompok sasaran di beri pengetahuan bagaimana menghitung secara ekonomis seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mengolah susu dan pendapatan penjualan produk (Cash flow).
4. Partisipasi kelompok sasaran dalam Pelaksanaan Program 
Sesuai dengan kesepakatan Tim pengusul kegiatan dan Kelompok sapi perah Sumber Mulya, kelompok sasaran strategis berpartisipasi dalam pekerjaan seperti mencari sumber pakan hijauan, membuat pakan suplemen plus, melakukan pemerahan, memberi pakan dan air minum sapi dan membersihkan kandang dan memandikan sapi. Sarana untuk mendukung keberhasilan program yang dimiliki kelompok sasaran strategis untuk digunakan selama kegiatan adalah Laktodesimenter untuk mengukur kualitas susu, PH meter, milk can, ember susu, penyaring susu, mesin pemerah susu dan kamar susu. Kemajuan pekerjaan di lapangan dipantau setiap hari oleh mahasiswa peserta KKN PPM dan DPL dengan cara kunjungan langsung pelaksana ke lokasi. Selain itu, koordinasi dengan dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi (dokter hewan, Penyuluh lapangan) dan kelompok sasaran strategis secara teratur dilakukan untuk memantau pelaksanaan kegiatan. Tim pengusul bersama mahasiswa peserta 14 KKN PPM juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kab. Kepahiang untuk mencanangkan program minum susu segar secara rutin bagi anak-anak sejak usia dini (PAUD, TK dan SD) di seluruh Kab. Kepahiang.